Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Hi Academia,

Sedang ramai Maskapai dunia besar Hongkong sedang disorot karena crewnya melakukan tindakan diskriminatif terhadap penumpang daratan China yang tidak bisa berbahasa inggris. Tidak tanggung tanggung CEO Airlines ini harus turun tangan menyelesaikan masalah yang sensitif tersebut.

Penerbangan menjadi salah satu sarana transportasi yang paling sering digunakan dalam kehidupan manusia. Namun, beberapa kasus ketidaknyamanan pada penumpang yang disebabkan oleh perilaku awak pesawat dapat membahayakan keselamatan penerbangan. Kasus-kasus seperti diskriminasi, pelecehan, dan ketidak sopanan awak pesawat terhadap penumpang telah menjadi perhatian serius dan harus segera ditangani oleh maskapai penerbangan.

Diskriminasi adalah tindakan yang merugikan dan merendahkan martabat seseorang karena perbedaan karakteristik tertentu, seperti agama, jenis kelamin, atau ras. Tindakan diskriminatif di dalam pesawat dapat memicu ketegangan antara penumpang dan awak pesawat, yang dapat mengganggu keselamatan penerbangan. Selain itu, perilaku abusif seperti  tindakan tidak sopan oleh awak pesawat dapat membuat penumpang merasa tidak nyaman dan takut, yang dapat mengakibatkan kepanikan dan kekacauan di dalam pesawat. Hal ini dapat mengganggu kinerja awak pesawat dan menyebabkan kecelakaan atau kejadian yang merugikan.

Tindakan abusif oleh awak pesawat juga dapat memicu respon negatif dari masyarakat, yang dapat merusak reputasi maskapai penerbangan dan berdampak pada penjualan tiket. Selain itu, kasus ketidaknyamanan pada penumpang yang disebabkan oleh perilaku abusif awak pesawat dapat mengurangi kualitas layanan yang diberikan oleh maskapai penerbangan dan dapat menyebabkan penurunan kepercayaan dari masyarakat terhadap maskapai penerbangan tersebut.

Untuk mengatasi masalah ini, maskapai penerbangan harus mengambil tindakan yang tegas dan terukur terhadap perilaku abusif oleh awak pesawat. Maskapai penerbangan harus memberikan pelatihan dan pendidikan yang memadai kepada awak pesawat untuk meningkatkan kesadaran mereka tentang pentingnya memberikan pelayanan yang sopan dan ramah kepada penumpang. Selain itu, maskapai penerbangan harus memiliki kebijakan yang jelas dan tegas terhadap perilaku abusif oleh awak pesawat, termasuk sanksi yang memadai bagi awak pesawat yang melanggar aturan.

Beberapa contoh insiden perilaku abusif oleh awak pesawat terhadap penumpang telah terjadi di berbagai maskapai penerbangan di seluruh dunia. Salah satu contoh yang cukup terkenal adalah insiden United Airlines pada tahun 2017 di mana seorang dokter yang sudah memesan tiket penerbangan diusir dengan kasar dari pesawat karena tidak mau memberikan tempat duduknya untuk awak pesawat yang terlambat datang.

Insiden lain terjadi pada tahun 2018 di maskapai penerbangan domestik Indonesia , di mana seorang penumpang mengeluh bahwa diperlakukan secara kasar oleh awak pesawat atau bahkan dianiaya karena menolak untuk membayar biaya tambahan untuk makanan dan minuman di dalam pesawat.

Insiden lain terjadi pada tahun 2019 di maskapai penerbangan Ryanair, di mana seorang penumpang yang tidak fasih berbahasa Inggris mengalami kebingungan ketika awak pesawat menunjukkan tempat duduk yang salah. Penumpang tersebut akhirnya dikeluarkan dari pesawat secara paksa oleh awak pesawat.

Dan yang terakhir karena kejadian di Maskapai Cathay Pacific dimana seorang pramugari terdengar tertawa ketika dia memberi tahu rekan-rekannya: “Jika Anda tidak bisa mengatakan selimut dalam bahasa Inggris, Anda tidak bisa memilikinya. Karpet ada di lantai.”

Insiden tersebut menuai banyak kritik di media sosial di China, dengan beberapa pengguna menyerukan boikot terhadap Cathay Pacific.

Kepala eksekutif Hong Kong John Lee juga mengatakan insiden itu telah “melukai perasaan rekan senegaranya di Hong Kong dan daratan”.

CEO maskapai Ronald Lam meminta maaf atas insiden tersebut dan mengatakan dia secara pribadi akan memimpin satuan tugas untuk melakukan peninjauan terhadap kode etik perusahaan.

Untuk mengatasi masalah ini, maskapai penerbangan harus memberikan pelatihan dan pendidikan yang memadai kepada awak pesawat untuk meningkatkan kemampuan mereka dalam berkomunikasi dengan penumpang yang tidak fasih berbahasa Inggris. Selain itu, maskapai penerbangan harus menyediakan layanan penerjemah atau interpreter untuk membantu penumpang yang tidak fasih berbahasa Inggris dalam berkomunikasi dengan awak pesawat.

Insiden-insiden seperti ini menunjukkan bahwa perilaku abusif oleh awak pesawat terhadap penumpang merupakan masalah yang serius dan harus segera ditangani oleh maskapai penerbangan. Maskapai penerbangan harus memberikan pelatihan dan pendidikan yang memadai kepada awak pesawat untuk meningkatkan kesadaran mereka tentang pentingnya memberikan pelayanan yang sopan dan ramah kepada penumpang. Selain itu, maskapai penerbangan harus memiliki kebijakan yang jelas dan tegas terhadap perilaku abusif oleh awak pesawat, termasuk sanksi yang memadai bagi awak pesawat yang melanggar aturan. Dengan demikian, diharapkan insiden-insiden seperti ini tidak terjadi lagi dan penumpang dapat menikmati penerbangan dengan aman dan nyaman.

Insiden-insiden yang terjadi pada penumpang yang tidak fasih berbahasa Inggris di dalam pesawat juga merupakan masalah serius yang harus diperhatikan oleh maskapai penerbangan. Beberapa contoh insiden yang pernah terjadi adalah ketidakmampuan awak pesawat untuk memberikan instruksi keselamatan dengan jelas pada penumpang yang tidak fasih berbahasa Inggris, atau ketidakmampuan awak pesawat untuk memberikan layanan yang memadai kepada penumpang yang memiliki kebutuhan khusus.

Dalam kesimpulannya, insiden-insiden yang terjadi pada penumpang yang tidak fasih berbahasa Inggris di dalam pesawat merupakan masalah serius yang harus segera ditangani oleh maskapai penerbangan. Maskapai penerbangan harus memberikan layanan yang memadai kepada penumpang yang memiliki kebutuhan khusus, termasuk penumpang yang tidak fasih berbahasa Inggris, untuk memastikan bahwa mereka dapat menikmati penerbangan dengan aman dan nyaman juga perilaku abusif oleh awak pesawat dapat membahayakan keselamatan penerbangan dan dapat merusak reputasi maskapai penerbangan. Oleh karena itu, maskapai penerbangan harus mengambil tindakan yang tegas dan terukur untuk mencegah dan mengatasi.

 

Salam Sehat Semangat Sukses

Bambang Purnomo , SS-BA, CSCA, CAVM Solution Consultant

  Klik di sini buat Donasi para anak yatim piatu dan mendukung eNews PA dengan berita berita Inspiratif lainnya 💡 💡 💡 Click here to Donate Orphanages and support insightful, inspirative eNews from PA 💡 💡 💡

Leave a comment

× Whatsapp me